hakikat allah dan nur muhammad
vidiohakikat allah dan nur Muhammad ini di buat hanya untuk berbagi pengetahuan tentang ilmu tauhid dan belum pernah belajar ilmu tauhid d
Dalamkitab Hikayat Nur Muhammad diceritakan bahwa tubuh manusia (anak Adam) mengandungi tiga unsur, yakni jasad, hati dan roh. Di dalam roh terdapat hakikat, di dalam hakikat tersimpan rahasia, rahasia itulah yang dinamakan makrifah Allah. Di dalam makrifah pula ada zat yang tidak menyerupai sesuatu pun.
31 Allah: Muhammad-Adam. Pernyataan yang siap dipertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat: diri manusia itu Allah. Jangan syok dulu dengan pernyataan ini. Makanya hidup ini jangan hanya cari makan—bikin anak—lalu main "rumah-rumahan" sampai mati. Carilah juga ilmu untuk menyelamatkan diri dan sanak-keluarga di hari kemudian.
NurIlahi menerangi hati, roh dan Sir. Nur Ilahi membuka bidang hakikat-hakikat. Amal dan ilmu tidak mampu menyingkap rahsia hakikat-hakikat. Nur Ilahi yang berperanan menyingkap tabir hakikat. Manusia pilihan yang diheret oleh Sir tersebut akan memakai sifat-sifat yang menceritakan hubungannya dengan Allah s.w.t. Nabi Muhammad s.a.w
HAKIKATNUR MUHAMMAD. Alimul Fadhil H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari (Guru Sekumpul) pernah menyinggung dan menguraikan pembahasan tentang salah satu tema yang selalu aktual diperbincangkan dalam dunia tasawuf, yakni wacana tentang 'Nur Muhammad' dalam salah satu pengajian beliau di Komplek al-Raudah Sekumpul Martapura.
1 phần 6 giờ bằng bao nhiêu phút. Istilah hakikat berasal dari kata Al-Haqq, yang berarti kebenaran. Kalau dikatakan ilmu hakikat, berarti ilmu yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran. Kemudian beberapa ahli merumuskan definisinya sebagai berikut 62 Abubakar, Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf yang engutipImam Al-Ghazali dalam Ihyaulumuddin Solo Ramadhani, 1987, 20-21. Asy-Syekh Abu Bakar Al-Ma'ruf mengatkan "Hakikat adalah suasana kejiwaan seorang Saalik sufi ketika ia mencapai suatu tujuan, sehingga ia dapat menyaksikan tanda-tanda ketuhanan dengan mata hatinya." Imam Al-Qasyairiy mengatakan "Hakikat adalah menyaksikan sesuatu yang telah ditentukan ditakdirkan, disembunyikan dirahasiakan dan yang telah dinyatakan oleh Allah kepada hamba-Nya." Hakikat yang didapatkan oleh sufi setelah lama menempuh Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri hakikat dengan selalu menekuni Suluk, menjadikan dirinya yakin terhadap apa yang dihadapinya. Karena itu, Ulama Sufi sering mengalami kejiwaan tiga macam tingkatan keyakinan Pengertian menurut Guru Rasul "Ainul Yaqiin; yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan berdasarkan zahir oleh pengamatan indera terhadap alam semesta, sehingga menimbulkan keyakinan tentang kebenaran Allah sebagai penciptanya, karena ada maujud penciptaanNya. Sementara tanpa maujud pun penciptaan Allah itu, membuktikan Allah ada dan semurna ,jadi alam bukan bukti yakin terhadap Allah, tapi bantuan indra logika akal semata, untuk zahirNya Allah. “Ilmul Yaqiin; yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan oleh analisis pemikiran ketika melihat kebesaran Allah pada alam semesta ini. “Haqqul Yaqqin; yaitu suatu keyakinan yang didominasi oleh hati nurani Shufi tanpa melalui ciptaan-Nya, sehingga segala ucapan dan tingkah lakunya mengandung nilai ibadah kepada Allah SWT. Maka kebenaran Allah langsung disaksikan oleh hati ,tanpa bisa diragukan oleh keputusan akal". Pengalaman batin yang sering dialami oleh sufi, melukiskan bahwa betapa erat kaitan antara hakikat dengan mari"fat, dimana hakikat itu merupakan tujuan awal Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri, sedangkan ma'rifat merupakan tujuan akhirnya. Pengenalan diri dalam Haqqul Yakin ada pada pengembaraan batin dalam praktik Nur Muhammad, disaat salat lima waktu bahkan pada salat yang diutamakan seperti qiyamul laili ,dan salat rawatib lainya sebaga salat adab menjwai Nur Muhammad dan Meningkatkan ilia cinta kepada Allah sebagai pemberi tajalliNya Nur Muhammad pada pecinta Nur itu sendiri, yakni hamba Allah. Firman Allah jika engkau menghadapku, maka seakan-akan engkau melihatku, kalau tidak maka yakini lah aku yang pasti melihat engkau. Menurut Guru Rasul ilmu ini bisa membuat orang lebih khawas daripada segala kehebatan jin dan malaikat baik dalam mata zahir maupun mata batin, karena Allah mengutamakan dan meminjamkan “penglihatan khawasil khawashnya kapada hambaNya dalam sunyi senyap maupun dalam keramaian. Hatinya diliputi Haqqul Yaqien, Allah Subhanahu Wata‟ala . Maqam Hakikat permukaan sekaligus permulaan pengenalan jati diri sejati adalah dengan Pengenalan kepada alam Kejadian. Alam Kejadian Utama yaitu alam Nur Muhammad sebelum kejadian alam semesta diciptakan, maka Nur Muhammad menjadi sebab dan sekaligus awal musabab yang melahirkan akibat kejadian-kejadian berikutnya yaitu kejadian penciptaan alam semesta ini, Pengenalan ajaran Nur Muhammad adalah merupakan pengenalan tertinggi dari maqamat hakikat ma‟rifat. Nur Muhammad sebagai wasilah semua makna kekuatan sejati ilmu-ilmu yang dipelajari . 2 Maqam Marifat Istilah Ma'rifat berasal dari kata "Al-Ma'rifah" yang berarti mengetahui atau mengenal sesuatu. Dan apabila dihubungkan dengan pengamalan Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri, maka istilah ma'rifat di sini berarti mengenal Allah ketika sufi mencapai maqam dalam Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri. Kemudian istilah ini dirumuskan definisinya oleh beberapa ulama Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri ; antara lain Dr. Mustafa Zahri mengemukakan salah satu pendapat ulama Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri yang mengatakan "Marifat adalah ketetapan hati dalam mempercayai hadirnya wujud yang wajib adanya Allah yang menggambarkan segala kesempurnaannya". Asy-Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Kadiriy mengemukakan pendapat Abuth Thayyib As-Saamiriy yang mengatakan "Ma'rifat adalah hadirnya kebenaran Allah pada sufi...dalam keadaan hatinya selalu berhubungan dengan Nur Ilahi"... Imam Al-Qusyairy mengemukakan pendapat Abdur Rahman bin Muhammad bin Abdillah yang memberikan ungkapan, ia mengatakan "Ma'rifat membuat ketenangan dalam hati, sebagaimana ilmu pengetahuan membuat ketenangan dalam akal pikiran. Barangsiapa yang meningkat ma'rifatnya, maka meningkat pula ketenangan hatinya." Tidak semua orang yang menuntut ajaran Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri dapat sampai kepada tingkatan ma'rifat. Karena itu, sufi yang sudah mendapatkan ma'rifat, memiliki tanda-tanda tertentu, sebagaimana keterangan Dzuun Nuun al-Mishriy yang mengatakan; ada beberapa tanda yang dimiliki oleh sufi bila sudah sampai kepada tingkatan ma'rifat, antara lain Selalu memancar cahaya ma'rifat padanya dalam segala sikap dan perilakunya. Karena itu, sikap wara' selalu ada pada dirinya. Tidak menjadikan keputusan pada sesuatu yang berdasarkan fakta yang bersifat nyata, karena hal-hal yang nyata menurut ajaran Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri, belum tentu benar. Tidak menginginkan nikmat Allah yang banyak buat dirinya, karena hal itu bisa membawanya kepada perbuatan yang haram. Dari sinilah kita dapat melihat bahwa seorang sufi tidak membutuhkan kehidupan yang mewah, kecuali tingkatan kehidupan yang hanya sekedar dapat menunjang kegiatan ibadahnya kepada Allah Swt., sehingga Asy-Syekh Muhammad bin Al-Fadhal mengatakan bahwa ma'rifat yang dimiliki sufi, cukup dapat memberikan kebahagiaan batin padanya, karena merasa selalu bersama-sama dengan Tuhan-nya. Begitu rapatnya posisi hamba dengan Tuhan-nya ketika mencapai tingkat ma'rifat, maka ada beberapa ulama yang melukiskannya sebagai berikut Imam Rawim mengatakan, sufi yang sudah mencapai tingkatan ma'rifat, bagaikan ia berada dimuka cermin ; bila ia memandangnya, pasti ia melihat Allah di dalamnya. Ia tidak akan melihat lagi dirinya dalam cermin, karena ia sudah larut hulul dalam Tuhan-nya. Maka tiada lain yang dilihatnya dalam cermin, kecuali hanya Allah Swt saja. Al-Junaid al-Bahdadi mengatakan, sufi yang sudah mencapai tingkatan ma'rifat, bagaikan sifat air dalam gelas, yang selalu menyerupai warna gelasnya. Maksudnya, sufi yang sudah larut hulul dalam Tuhan-nya selalu menyerupai sifat-sifat dan kehendak-Nya. Lalu dikatakannya lagi bahwa seorang sufi, selalu merasa menyesal dan tertimpa musibah bila suatu ketika ingatannya kepada Allah terputus meskipun hanya sekejap mata saja. Sahal bin Abdillah mengatakan, sebenarnya puncak ma'rifat itu adalah keadaan yang diliputi rasa kekagumam dan keheranan ketika sufi bertatapan dengan Tuhan-nya, sehingga keadaan itu membawa kepada kelupaan dirinya. Keempat tahapan yang harus dilalui oleh sufi ketika menekuni ajaran Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri, harus dilaluinya secara berurutan; mulai dari Syariat, Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri hakikat, hakikat dan ma'rifat. Tidak mungkin dapat ditempuh secara terbalik dan tidak pula secara terputus-putus. Dengan cara menempuh tahapan Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri yang berurutan ini, seorang hamba tidak akan mengalami kegagalan dan tidak pula mengalami Demikian ulasan singkat tentang maqam kedudukan dan hal keadaan dalam dunia Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri atau dunia para Wali Allah, semoga kita semua dapat menempuh tahapan-tahapan dalam Nur Muhammad dalam ma‟rifat Kaitannya dengan pembacaan syair-syair al-Habsyi dalam setiap akan dimulainya acara pengajian, maka sesungguhnya kegiatan itu adalah untuk menghadirkan seara nyata Baginda Rasulullah Saw tidak perlu diperdebatkan. Kemudian hubungannya dengan kitab amal ma‟rifatullah secara tidak langung mengajarkan tentang makna-makna prilaku Rasulullah yang mengalami kehidupan pada semua tingkatan, terutama dalam refleksi Nur Muhammad, yang dilalu beliau dengan kesabaran, maqam sabar, dengan tawakal luar biasa, dengan maqam, tawakkal, dengan zikir, karena karena itu bagian dari zikra atau peringtan terhadap makna kelahiran Rasulullah saw, ada maqam zikir, cinta atau kecintaan kepada Rasulullah adalah maqamat mahabbat, dan seterusnya, semua syair-syair 63 Imam Al-Qusyairi, Risalah Sufi Al-Qusyairi, terjamahan, Husin Muhammad, Bandung, Pustaka tth, 324-329. 64 Belajar Ilmu Tasawuf,Tingkatan Maqam- maqam dan ahwal khataman Maqamat, dalam termenologi Tashawuf masuk juga dalam kerarngka Sufistik dalam pengembangsan pengertian yang lebih spesifik terutama dalam pandangan aliran Tashawuf amali Akhlaqi. kandungan al-Habsyi, bermakna ajaran dan inti sari ilham ajaran Nur Muhammad dalam ma‟rifat diri dan sebagian juga mengandung makna intisari mistik dalam aliran modern sufisme, pada kehidupan cerminan kerasulan dan perjalanan Rasul dalam syair-syair dimaksud, pada baasan gambaran umum syair dan naskah al-Habsyi.
Nur Muhammad Fadhil Agama Friday, 09 Jun 2023, 0819 WIB Salat bukan hanya menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai seorang muslim, namun salat juga menjadi sarana untuk mencapai ketenangan hati. Pada artikel ini, kita akan melihat hakikat shalat yang sebenarnya, menurut kitab Risalah Nur, karangan Badiuzzaman Said Nursi. Didalam salah satu pembahasannya mengenai hakikat shalat, Badiuzzaman Said Nursi memberikan sebuah imajiner, agar kita dapat mengetahui nilai dan hakikat salat yang sebenarnya. Maka perhatikanlah cerita imajiner berikut ini Pada suatu hari, seorang raja mengutus dua orang pelayannya ke sebuah ladang yang indah, setelah mereka masing-masing diberi dua puluh empat koin emas, agar mereka sampai ke ladang sejauh dua bulan perjalanan. Lalu raja itu berkata, “Gunakan emas-emas tersebut untuk bekal dan keperluan selama di perjalanan nanti nya. Lalu ada sebuah terminal yang di dalamnya terdapat berbagai jenis sarana tranportasi seperti mobil, pesawat, kapal, dan lain-lain. Pilihlah sarana tranportasi sesuai dengan modal yang kamu miliki.” Setelah menerima perintah tersebut, mereka bergegas berangkat. Pelayan yang pertama merupakan orang yang beruntung, karna sampai di terminal ia hanya mengeluarkan sedikit uang untuk bisnis yang menguntungkan. Modal nya meningkat dan menghasilkan keuntungan. Adapun pelayan yang lain, merupakan orang yang malang, karena ia mengeluarkan dua puluh tiga koin emas yang ia miliki untuk berjudi dan berfoya-foya. Ketika sampai di terminal, yang ia miliki hanya tersisa satu koin emas. Dalam cerita imajiner tersebut, Badiuzzaman Said Nursi memberikan beberapa perumpamaan seperti raja, dua orang pelayan, dua puluh empat koin emas, ladang yang indah, perjalan panjang, bekal, dan terminal. Lalu apakah maksud dari perumpamaan tersebut?. 1. Raja Raja yang dimaksud di sini adalah perumpamaan untuk ALLAH SWT. 2. Dua orang pelayan Dua pelayan yang dimaksud adalah, salah satunya orang yang taat dan menunaikan salat. Sementara yang satunya merupakan orang lalai yang meninggalkan salat. 3. Dua puluh empat koin emas Merupakan dua puluh empat jam yang diberikan ALLAH SWT kepada seluruh umat manusia. 4. Ladang dan terminal Ladang yang indah berupa surga dan terminal berupa kubur. 5. Perjalanan panjang Merupakan perjalanan manusia menuju alam kubur. 6. Bekal Yang dimaksud dengan bekal adalah salat lima waktu . Itulah maksud perumpamaan yang diberikan Badiuzzaman Said Nursi, tentang bagaimana dua orang yang sama-sama ALLAH SWT berikan waktu yang sama yaitu dua puluh empat jam, yang mana kita dituntut untuk menggunakan waktu tersebut sebaik-baik nya. Kita akan menempuh perjalan panjang menuju surga ALLAH SWT, yang mana sebelum kita kesana ada yang namanya terminal atau alam kubur yang di dalam nya berisi berbagai tranportasi yang akan mengantarkan kita menuju alam akhirat. Dan agar selamat menuju alam akhirat tersebut mestinya kita memiliki bekal yaitu, menunaikan salat lima waktu. Sejatinya, salat merupakan kelapangan terbesar bagi ruh, kalbu, dan akal. Ia juga sama sekali tidak membuat tubuh letih, melainkan akan memberikan kebugaran bagi fisik tersebut. Orang yang menunaikan shalat akan bernilai ibadah jika itu ia lakukan dengan niat yang baik. Dan orang yang salat dapat mengubah semua modal umurnya menjadi usia yang kekal lewat usianya yang fana. agama salat said nursi risalah nur Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Agama Terpopuler Tulisan Terpilih
Hakekat Muhammad / Nur itu Nur Muhammad, dan apa hubungannya dengan diri nabi Muhammad SAW, dan apa hubungannya dengan diri. Hakekat Muhammad itu ada dalam diri semua manusia, ada dalam diri sendiri sekalian, Sebagaimana ada dalam diri para nabi-nabi Allah dan rasul2NYA, serta wali-wali Allah. Lalu apa hubungannya antara Hakekat Muhammad/Nur Muhammad itu dengan diri nabi Muhammad SAW??Diri nabi Muhammad SAW itu batiniahnya telah wushul/bersambung serta lebur dalam hakekat Muhammad. Sedang pada orang2 umum, batiniahnya itu putus disebabkan terselimuti hawa nafsu. Nur Muhammad itu hanya ada satu namun ada dalam diri semua umat manusia, jika engkau pakai akalmu, boleh bingung, bagaimana boleh ada satu hal namun ada dalam semua orang yang jumlahnya bilian?Peribadi atau pakaian dasar dari Nur Muhammad itu adalah "keindahan jamal", maksudnya adalah keindahan ahlakul karimah. dimana dengan keindahan itu selalu bersifat menata, seumpama longgokan sampah2 tak berharga, sampah masyarakat, lalu ditata, menjadi suatu keindahan sebenarnya nabi Muhammad SAW itu adalah wujud lahiriah/titisannya nur Muhammad, demikian halnya para nabi2 yg lain, maupun wali2 Allah, semuanya adalah titisan dari Nur Muhammad. maka rasulullah bersabda bahwa dirinya diutus itu untuk memuliakan akhlaknya sejati, diutusnya nabi Muhammad SAW, sebenar-benarnya adalah untuk mengembalikan manusia pada kemurnian fitrah dasarnya, mengembalikan agar wushul dan tersambung/lebur kembali kepada Nur Muhammad. Agar sekalian menjadi "MUHAMMAD" itu sendiri secara hakekatnya, yaitu makhluk yang terpuji, insan yang kamil / sempurna, Sesuatu fitrah dasar penciptaan manusia. Itulah sesungguhnya syafaat yang sejati, itulah sebenarnya sholawat yang sejati itu. sebab hanya Nur Muhammadlah yang boleh mengenali ALLAH, itulah tujuan akhirnya yang hendak dicapai agar boleh menjadi Muhammad secara hakekatnya dan mengenali persepsi dari orang2, yaitu malah menyandarkan diri kepada nabi dan mengharap-harap syafaat di akherat, padahal tujuannya nabi itu untuk menjadikanmu seorang Muhammad secara hakekatnya, menjadi makhluk yang terpuji dan kenal Allah, bukan untuk menyandarkan dirimu kepada nabi, dan menunggu-nunggu syafaat krn mengira syafaat itu engkau masuk neraka, terus nabi datang lalu dirimu dikeluarkan, dipukuli malaikat. Bukan seperti itu, Jadilah Muhammad secara hakekatnya, itulah syafaat bagimu yang asli. Agar kenal Allah, itulah syafaat yg sesungguhnya. Sumber dari LMU WEDARING JATI DIRI SANGKAN PARAN DUMADI / SPD About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.
Hakikat Awal Nur Muhammad Hakikat Awal Nur Muhammad. Pamahaman tentang hakikat Nur Muhammad pada umumnya dimulai dari kajian asal yaitu ketika, seluruh alam belum ada dan belum satu pun makhluk diciptakan Allah swt. Pada saat itu yang ada hanya zat Tuhan semata-mata, satu-satunya zat yang ada dengan sifat Ujud-Nya. Banyak dari kalangan sufi memahami bahwa pada saat itu zat yang ujud yang bersifat qidam tersebut belumlah menjadi Tuhan karena belum bernama Allah, Untuk bisa dikatakan sebagai tuhan, sesuatu itu harus dan wajib ada yang menyembahnya. Apabila tidak ada yang menyembah maka tidak bisa sesuatu itu disebut Tuhan, demikianlah Logikanya. Karena zat yang ujud-Nya besifat qidam tersebut pada saat itu hanya berupa zat, maka pada saat itu Dia belum menjadi Tuhan dan Dia belum bernama Allah, karena kata Allah sendiri dipakai dan diperkenalkan oleh Tuhan sendiri setelah ada makhluk yang akan menyembahnya serta hakikat makna dari kata Allah itu sendiri berarti yang disembah oleh sesuatu yang lebih rendah dari padanya. untuk pembahasan ini kita cukup memahaminya seperti itu Setelah itu, barulah diciptakam Muhammad dalam ujud nur atau cahaya yang diciptakan atau berasal dari Nur atau Cahaya Zat yang menciptakannya sebagai perbandingan kaliamat Adam Diciptakan dari Tanah . Yaitu Nur yang cahanya terang benderang lagi menerangi. kemudian nur tersebut difahami sebagai Nur Muhammad . Nur itulah yang kemudian mensifati atau memberi sifat akan Zat yaitu sifat Ujud yang berati ada dan mustahil bersifat tidak ada karena sudah ada yang mengatakan “ ada “ atau meng-“ada”-kan yaitu Nur Muhammad. Jabir ibn `Abd Allah berkata kepada Rasullullah “Wahai Rasullullah, biarkan kedua ibubapa ku dikorban untuk mu, khabarkan perkara yang pertama Allah jadikan sebelum semua benda.” Baginda berkata “Wahai Jabir, perkara yang pertama yang Allah jadikan ialah cahaya Rasulmu daripada cahayaNya, dan cahaya itu tetap seperti itu di dalam KekuasaanNya selama KehendakNya, dan tiada apa, pada masa itu Hr al-Tilimsani, Qastallani, Zarqani `Abd al-Haqq al-Dihlawi mengatkan bahwa Hadist ini Sahih. Ali ibn al-Husayn daripada bapanya daripada kakaeknya berkata bahwa Rasullullah berkata“Aku adalah cahaya dihadapan Tuhanku selama empat belas ribu tahun sebelum Dia menjadikan Adam Setelah Nur Muhamamad di ciptakan dari Nur atau Cahaya Zat – Nya, maka selanjutnya Nur Muhammad itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan keberadaannya dengan Zat, karena dengan Nur Muhammad itulah, Zat melahirkan semua sifat yang disifati-Nya “ Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[ * ], yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya [ ** ], yang minyaknya saja Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. “ QS 024. An Nuur ayat 35 [*] Yang dimaksud lubang yang tidak tembus misykat ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain. [**] Maksudnya pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik. Ibn Jubayr dan Ka`b al-Ahbar berkata “Apa yang dimaksudkan bagi cahaya yang kedua itu ialah Rasullullah kerana baginda adalah PesuruhNya dan Penyampai dari Allah terhadap apa yang menerangi dan terdzahir.” Ka`b berkata ” Minyaknya bersinar akan berkilauan kerana Rasullullah bersinar akan diketahui kepada orang ramai walaupun jika baginda tidak mengakui bahawa baginda adalah seorang nabi, sama seperti minyak itu bersinar berkilauan walaupun tanpa dinyalakan. Dari dalil-dalil yang disampaikan diatas dapatlah difahami bahwa hubungan antara Nur Muhammad dengan Zat Tuhan adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu, dimana Allah berdiri disana nur muhammad berada, Ketika Allah disebut, maka disana Muhammad ikut menyertainya seperti pada pada kalimat tauhid “ La Ila Ha Illaallah, Muhammad rasululullah “ Ketika Allah disebut, maka mutlak disana Muhammad ikut atau berada. Ibarat api dengan panasnya. Dimana api berada, maka disana pula panasnya berada. Dimana Zat berada disana pula Nur Muhammad berada. Bukanlah dikatakan api kalau tidak terasa panas. Ketika api disentuh, maka sesunggunya yang tersentuh hanyalah panasnya saja dan ketika terasa panasnya api pada hakikatnya yang dirasakan adalah api itu sendiri. Sehingga untuk memudahkan pemahaman, kalau diibaratkan “ api “ adalah zat dan “ panas “ adalah Nur Muhammad yang menjadi sifat yang tidak terpisahkan dari pada api. Sebagai contoh lain dapat difahami melalui konsep laut dan gelombang. Tidaklah dikatakan sesuatu itu laut kalau dia tidak bergembang ombak . Karena gelombang itu adalah sifat dari pada laut. Dimana ada laut, maka disana pula ada gelombangnya. Tidak bergoncang atau bergerak gelombang itu apabila laut tidak bergoncang. Karena gelombang itu adalah laut yang bergocang. Ketika kita memandang laut yang terlihat adalah gelombangnya. Dan ketika mata memandang gelombang, pada hakikatnya yang dipandang adalah laut . Pemahaman ini sebaiknya disimpan dulu, untuk pemahaman kajian lebih lanjut coba pelajari dan fahami hadist berikut dalam acuan pemahaman diatas “ Aku telah dimasukkan ke dalam tanah pada Adam dan adalah yang dijanjikan kepada ayahanda ku Ibrahim dan khabaran gembira kepada Isa ibn Maryam “ HR Ahmad, Bayhaqi “ Bila Tuhan menjadikan Adam, Dia menurunkan aku dalam dirinya Adam. Dia meletakkan aku dalam Nuh semasa di dalam bahtera dan mencampakkan aku ke dalam api dalam diri Ibrahim. Kemudian meletakkan aku dalam diri yang mulia-mulia dan memasukkan aku ke dalam rahim yang suci sehingga Dia mengeluarkan aku dari kedua ibu-bapa ku. Tiada pun dari mereka yang terkeluar “. HR Hakim, Ibn Abi `Umar al-`Adani Ada yang bertanya padaku tentang uraian ini, pertanyaannya sebagai berikut Dengan uraian tsb. lalu mau dikemanakan QS. 1529 “Setelah Aku sempurnakan bentuknya Adam dan Aku tiupkan kepadanya Adam ruh-Ku, maka hendaklah kamu tunduk merendahkan diri kepadanya Adam” Dari ayat ini dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang terkait dengan posisi Adam As. dapat disimpulkan tidak terselip’ perkalimat pun riwayat Nur Muhammad. Muhammad SAW manusia biasa, berbeda proses kelahirannya dengan Nabi Isa As. dan apalagi dengan penciptaan Adam As. Katakan hai Muhammad “Aku tidak mengatakan kepada kamu, bahwa aku Muhammad mempunyai perbendaharaan Allah, tidak pula aku mengetahui yang ghaib dan tidak pula aku mengatakan, bahwa aku malaikat’; hanyalah aku mengikut apa yang diwahyukan kepadaku”. Katakan Samakah orang buta dengan orang yang dapat melihat?’ Tidakkah kamu pikirkan? QS. 650. Jawabannya adalah Dhohir memang sama, antara kita dengan nabi, tapi apakah hakikat itu sama? tentu tidak. Kebodohan akan hakikat bersumber dari hakikat hati masing2 yang tidak bisa mengerti akan hakikat. Hanya makhluk bodoh yg berselisih tentang hakikat. Man lam yazuq lam ya’rif siapa tidak merasa pasti tidak tahu. Hanya orang yg merasalah yg dapat mengenal hakikat Nur Muhammad SAW. “Dzohir boleh berbeda tapi hakikatnya Satu jua” ,”Syuhudul kasroh fi Wahdah”. Hakikat adalah rahasia kedalaman hati, karena itu jika sudah mencapai dasar dari hati, maka tidak ada perselisihan. Tapi jika Hakikat diletakkan pada akal akhirnya timbul sangka2 akhirnya timbul perselisihan, perbanyaklah bersholawat untuk menemukan hakikat yang sebenarnya, karena sholawat bisa menjadi pengganti Guru Mursyid yang sekarang ini susah untuk kita temui. Diterangkan oleh hadits, asalnya Nabi Adam adalah dari saripati tanah-api-air-angin. Kalau tanah-api-air-angin, datang dari mana? Diterangkan oleh hadits, asalnya dari nur muhammad, yaitucahaya empat perkara cahaya hitam – hakikat tanah, cahaya putih – hakikat air, cahaya kuning – hakikat angin, dan cahaya merah – hakikat api. Kalau nur muhammad, asalnya dari mana? Menurut keterangan dari hadits, asalnya dari Nur Maha Suci, yaitu jauhar awwal. Selepas ini, habis. Karena sudah dijelaskan di hadits dan Qur’an bahwa jauhar awwal adalah bibitnya tujuh bumi tujuh langit berikut segala isinya. Maka, yang dimaksud dengan dalil bermula dari Allah’ adalah dari jauhar awwal ini. inti dalam menjalankan Islam dan Tujuan Vertikal diri adalah Tarikat, Syariat, Hakikat dan MA’rifat….. Nur Muhammad adalah cahaya yg berbinar sehingga terciptalah semuanya.. Manusia, Gunung, api, matahari dll. Alam Semesta bersalawat kepada Rasulullah dan Sujud kepada Allah SWT. Pada penciptaan beliau di wajibkan untuk Menyebut 2 kalimat Syahadat…itu salah satu Bukti Nur Muhammad ada pada Diri Adam dan pertama kali diciptakan ketika di sempurnakan oleh ALLAH sebagai Hambanya memeluk Islam pada waktu itu. Hakikat Nur Muhammad telah disampaikan bahwa Muhammad itu merupakan Nuryang terpancar dari Zat Tuhan. Nur Muhammad adalah yang pertama diciptakan dan merupakan roh dari segala makhluk. Sehingga tidak ada makhluk tanpa adanya Nur Muhammad karena dengan Nur Muhammad inilah Allah SWT melahirkan secara nyata sifat ketuhanan – Nya dalam diri setiap makhluk bukan Zat Sekarang kita akan mencoba melanjutkan kajian tentang Hakikat Nur Muhammad dalam bentuk pemahaman lanjutan [ sebelumnya perlu disampaikan bahwa, kajian ini merupakan lanjutan dari kajian sebelumnya Hakikat Nur Muhammad dan Hakikat Zat Pada Sifat Allah ,mohon tidak melanjutkan memahami kajian ini apabila belum memahami secara benar apa yang dimaksud dengan kajian tersebut ] Hidup kita karena hidupnya Muhammad dalam alam batang tubuh kita, Hidupnya Muhammad dalam batang tubuh kita karena Hayat – Nya Allah Taala. Jika tidak hidup Muhammad dalam alam batang tubuh kita, maka tidak nyata Hayat – Nya Allah Taala. Bukan kita yang hidup melainkan Muhammad. Tahu kita karena tahunya Muhammad pada hati kita, Tahunya Muhammad pada hati kita denganIlmu – Nya Allah Taala. Jika tidak tahu Muhammad pada hati kita, maka tidak nyata Ilmu – Nya Allah Taala. Bukan kita yang tahu melainkan Muhammad. Kuasa kita karena kuasa Muhammad pada tulang kita, Kuasanya Muhammad pada tulang kita dengan Qudrat – Nya Allah Taala. Jika tidak kuasa Muhammad pada tulang kita, maka tidak nyataQudrat – Nya Allah Taala. Bukan kita yang kuasa melainkan Muhammad. Berkehandak kita karena kehendak Muhammad pada nafsu kita, Berkehendaknya Muhammad pada nafsu kita dengan Iradat – Nya Allah Taala. Jika tidak berkehendak Muhammad pada nafsu kita, maka tidak nyata Iradat – Nya Allah Taala. Bukan kita yang berkehendak melainkan Muhammad. Mendengar kita karena pendengaran Muhammad pada telinga kita, Mendengarnya Muhammad pada telinga kita dengan Samik – Nya Allah Taala. Jika tidak mendengar Muhammad pada telinga kita, maka tidaklah nyata Samik – Nya Allah Taala. Bukan kita yang mendengar melainkan Muhammad. Melihat kita karena penglihatan Muhammad pada mata kita, Melihatnya Muhammad pada mata kita dengan Basir – Nya Allah Taala. Jika tidak melihat Muhammad pada mata kita, maka tidaklah nyata Basir – Nya Allah Taala. Bukan kita yang melihat melainkan Muhammad. Berkata kita karena Berkatannya Muhammad pada lidah kita, Berkatanya Muhammad pada lidah kita dengan Kalam – Nya Allah Taala. Jika tidak berkata Muhammad pada lidah kita, maka tidaklah nyata Kalam – Nya Allah Taala. Bukan kita yang berkata melainkan kata Muhammad. Awal Muhammad adalah Nurani, menjadi nyawa atau roh dalam alam batang tubuh kita. Akhir Muhammad itu adalah Ruhani, menjadi hati dalam alam batang tubuh kita. Zahir Muhammad itu adalah Insani, menjadi rupa atau wajah dalam alam batang tubuh kita. Batin Muhammad itu adalah Rabbani, menjadi ujud dalam alam batang tubuh kita Sedangkan anasir Nyawa atau Roh Muhammad itu dapat difahami dalam empat kedudukan yaitu Ujud – Ujud merupakan penzahiran dari Zat Allah jadi rahasia pada kita dan pada hakikatnya merupakan keberadaan Muhammad Ilmu – Ilmu merupakan penzahiran dari sifat Allah menjadi Nyawa atau Roh pada kita dan pada hakikatnya merupakan Nyawa atau Roh Muhammad Nur – Nur merupakan penzahiran dari asma Allah menjadi hati pada kita dan pada hakikatnya merupakan hati Muhammad Syuhud – Syuhud merupakan penzahiran dari Af’aal Allah menjadi tubuh pada kita dan pada hakikatnya merupakan tubuh Muhammad Pemahaman tentang Ujud adalah Zat Allah, merupakan realitas iman dan keimanan. Artinya Ujud itu Ada dan yang diadakan. Pemahamannya adalah bahwa yang ada itu Allah dan yang diadakan itu Muhammad Pemahaman tentang Ilmu adalah Sifat Allah, merupakan realitas nyawa atau roh, Artinya Ilmu itu mengetahui dan yang diketahui. Pemahamannya adalah bahwa yang mengetahui itu Allah dan yang diketahui itu Muhammad Pemahaman tentang Nur adalah Asma Allah, merupakan realitas hati, Artinya Nur itu terang dan yang diterangi. Pemahamannya adalah bahwa yang terang itu Allah dan yang diterangi itu Muhammad Pemahaman tentang Syuhud adalah Af’aal Allah, merupakan realitas tubuh insan, Artinya Syuhud itu memandang dan yang dipandang. Pemahamannya adalah bahwa yang memandang itu Allah dan yang dipandang itu Muhammad Demikian Pemahaman Tentang Hakikat Nur Muhammad, semoga bermanfaat untuk menambah wawasan dan bahan dalam diskusi di majelis masing masing dan sekalian mohon sampaikan salam hormat saya kepada para guru kita yang dimuliakan Allah dan tak lupa dan tak bosan bosannya saya mengharapkan doa dari beliau semoga Allah selalu merahmati kami sekeluarga dengan hidayah-Nya yang tek terhingga. Amin Hakikat Nur Muhammad
Sebelum Allah Ta'ala menciptakan sesuatu, belum ada wadah atau tempat, belum dikenal waktu, belum ada yang disebut atas dan bawah, belum ada kanan dan kiri kemudian Allah menciptakan Nur Muhammad, Maka yang mula-mula nyata adalah Nur Muhammad, dalam Nur Muhammad berkumpul segala ruh sekalian alam. Nur Muhammad adalah sebagai asal jadi dari segala yang jadi, hawiyatul-alam atau hakekat alam. Segala apapun adalah dari Nur Muhammad Selain itu ada juga suatu riwayat dari Abdurrazaq yang diterimanya dari pada Jabir Jabir pernah bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulullah beritahukanlah kepadaku, apakah yang mula-mula sekali Allah jadikan?” Rasulullah menjawab “Yaa Jaabiru Innallaaha Khalaqa qablal Asy-yaa’i Nura Nabiyyika Min Nuurihi” Artinya Sesungguhnya Allah ciptakan sebelum adanya sesuatu, adalah Nur Nabimu dari pada Nur-Nya.” Sebagaimana sabda Beliau “awwalumaa Khalaqallahu Nuura Naiyyika Yaa Jaabiru Wa Khalaqa Minhul-asyyaa’a Wa Anta Min Tilkal Ayaa’i” Artinya “Mula-mula yang dijadikan adalah Nur Nabimu Ya Jabir, Dan Allah jadikan dari nur itu, segala sesuatu ini. Dan engkau Hai Jabir termasuk pada sesuatu itu” Pada Hadist yang lain Nabi bersabda “ Ana Minallaahi Wal Mu’minuuna Minni” Artinya “Aku adalah dari pada Allah, dan orang-orang Mukmin adalah dari padaku” Sabda Nabi “Innallaaha Khalaqa Ruuhannabiyyi Shalallaahu’Alaihi Wasallama Min Dzaatihi Wa Khalaqal Aalama Biasrihi Min Nuuri Muhammadin Shallahu Alaihi Wasallama” Artinya Sesungguhnya Allah ciptakan Ruh Nabi Muhammad dari Dzat-Nya, lalu Allah ciptakan alam dengan rahasiaNya dari pada Nur Muhammad “ Dari Hadist-hadist ini jelaslah bahwa kejadian Nur Muhammad adalah Nur-Dzat-Nya. Allah berikan nama dengan Nur-Nya sebagai tercamtum di dalam Al-Quraan yang mulia “Laqad Ja’Akum Minallahi Nurun” Artinya Sesungguhnya telah Allah datangkan untuk kamu Nur dari pada Allah. Yaitu Nur Muhammad Nur Muhammad merupakan Nur yang terpancar dari Dzat Allah yang pertama diciptakan dan Ruh dari segala makhluk. Sehingga tidak ada makhluk tanpa adanya Nur Muhammad karena dengan Nur Muhammad inilah dzahir nyata hakikat Dzat dan Sifat Allah dalam diri setiap makhluk. Jadi meskipun Nur Muhammad di dalam diri kita badan namun hakikatnya adalah hakikat seluruh alam. Sesungguhnya yang lebih dahulu Allah ciptakan ialah realitas ghaib yang bersifat ruhani baru setelah itu Allah ciptakan realitas nyata yang bersifat jasmani. Disebut Nur atau cahaya karena dengannya segala kegelapan hilang sirna disebut ruh atau nyawa karena dengannya sifat hayat Allah nyata pada setiap mahkluk. Nur Muhammad adalah sumber dari segala sesuatu yang berwujud. Dialah yang awal yang menjadi hakikat alam semesta dan ruh dari setiap mahkluk diciptakan darinya. Awal Muhammad adalah Nurani menjadi nyawa atau ruh dalam tubuh kita. Akhir Muhammad itu adalah Ruhani menjadi hati dalam tubuh kita. Dzahir Muhammad itu adalah Insani, menjadi rupa atau wajah tubuh kita. Batin Muhammad itu adalah Rabbani menjadi ujud dalam tubuh kita. Nur Muhammad adalah nama bagi insan di alam gaib yaitu alam tempat berkumpulnya seluruh ruh sebelum diturunkan ke alam yang paling rendah yaitu alam kebendaan yang nyata. Rahasia hamba itu Batin Muhammad, Batin Muhammad itu Dzat Allah, Dzat Allah itu Rahasia hamba. Nyawa hamba itu Awal Muhammad, Awal Muhammad itu Sifat Allah, Sifat Allah itu Nyawa hamba. Hati hamba itu Akhir Muhammad, Akhir Muhammad itu Asma Allah, Asma Allah itu Hati hamba. Tubuh hamba itu Dzahir Muhammad, Dzahir Muhammad itu Af’’al Allah, Af’’al Allah itu Tubuh hamba. Sedangkan pribadi Nyawa atau Ruh Muhammad itu dapat difahami dalam empat kedudukan yaitu Ujud – Ujud merupakan penzahiran dari Dzat Allah jadi rahasia pada kita dan pada hakikatnya merupakan keberadaan Muhammad. Ilmu – Ilmu merupakan penzahiran dari Sifat Allah menjadi Nyawa atau Ruh pada kita dan pada hakikatnya merupakan Nyawa atau Ruh Muhammad. Nur – Nur merupakan penzahiran dari Asma Allah menjadi hati pada kita dan pada hakikatnya merupakan hati Muhammad. Syuhud – Syuhud merupakan penzahiran dari Af’al Allah menjadi tubuh pada kita dan pada hakikatnya merupakan tubuh Muhammad. Pemahaman tentang Ujud adalah Dzat Allah, merupakan realitas iman dan keimanan. Artinya Ujud itu Ada dan yang diadakan. Pemahamannya adalah bahwa yang ada itu Allah dan yang diadakan itu Muhammad. Pemahaman tentang Ilmu adalah Sifat Allah, merupakan realitas nyawa atau ruh, Artinya Ilmu itu mengetahui dan yang diketahui. Pemahamannya adalah bahwa yang mengetahui itu Allah dan yang diketahui itu Muhammad. Pemahaman tentang Nur adalah Asma Allah, merupakan realitas hati, Artinya Nur itu terang dan yang diterangi. Pemahamannya adalah bahwa yang terang itu Allah dan yang diterangi itu Muhammad. Pemahaman tentang Syuhud adalah Af’aal Allah, merupakan realitas tubuh insan, Artinya Syuhud itu memandang dan yang dipandang. Pemahamannya adalah bahwa yang memandang itu Allah dan yang dipandang itu Muhammad.
hakikat allah dan nur muhammad